Alasan Di Balik Demo Ojek Online (Ojol): Penyebab dan Tuntutan Para Driver
Belakangan ini, aksi unjuk rasa atau demo oleh para driver ojek online (ojol) kerap terjadi di berbagai kota di Indonesia. Aksi ini menuai perhatian publik karena berdampak pada kelancaran transportasi online. Lalu, mengapa para driver ojol melakukan demo? Berikut penjelasan lengkapnya.
1. Tarif yang Dinilai Tidak Adil
Salah satu alasan utama demo ojol adalah ketidakpuasan terhadap tarif layanan yang dianggap terlalu murah. Beberapa keluhan yang sering muncul:
- Tarif dasar terlalu rendah, sementara biaya operasional (bensin, perawatan kendaraan) terus naik.
- Potongan komisi platform (20-25%) dianggap memberatkan.
- Tarif dinamis (surge pricing) tidak transparan, kadang tidak sebanding dengan jarak atau waktu tempuh.
Driver menuntut penyesuaian tarif yang lebih manusiawi agar dapat menutupi kebutuhan hidup.
2. Kebijakan Aplikasi yang Merugikan
Perusahaan ojol sering mengubah kebijakan tanpa melibatkan para driver. Beberapa kebijakan yang kerap diprotes:
- Sistem algoritma yang tidak jelas, membuat driver sulit dapat orderan menguntungkan.
- Penalti berat (akun diblokir) akibat pembatalan atau rating rendah, meski bukan sepenuhnya kesalahan driver.
- Minimnya perlindungan asuransi kecelakaan atau kesehatan bagi driver.
3. Persaingan Tidak Sehat Antar Platform
Banyaknya aplikasi ojol (Gojek, Grab, Maxim, InDriver) memicu perang tarif, yang justru merugikan driver karena:
- Diskon besar-besaran membuat pendapatan driver semakin tipis.
- Bonus dan insentif dikurangi, padahal sebelumnya menjadi sumber penghasilan tambahan.
- Driver dipaksa bekerja lebih lama untuk mencapai target harian.
4. Masalah Keamanan dan Perlindungan Kerja
Demo juga kerap terjadi karena tingkat risiko tinggi yang dihadapi driver, seperti:
- Maraknya penipuan atau penjahat berpura-pula jadi penumpang.
- Kurangnya tindakan tegas dari platform saat driver menjadi korban kejahatan.
- Tidak ada jaminan pensiun atau tunjangan meski bekerja full-time.
5. Tuntutan Pengakuan sebagai Karyawan, bukan Mitra
Selama ini, status driver ojol hanyalah mitra independen, bukan karyawan tetap. Hal ini menyebabkan:
- Tidak ada jaminan upah minimum.
- Tidak ada cuti, THR, atau BPJS Ketenagakerjaan.
- Tidak ada perlindungan hukum kuat jika terjadi perselisihan.
Para driver menuntut pengakuan sebagai pekerja formal agar mendapat hak yang lebih jelas.
Dampak Demo Ojol bagi Masyarakat
Aksi protes ini seringkali menyebabkan:
- Kekurangan driver di beberapa daerah, sehingga tarif melonjak.
- Layanan ojol terganggu, terutama saat demo besar-besaran.
- Respons beragam dari masyarakat, ada yang mendukung, ada pula yang keberatan karena dianggap merugikan konsumen.
Solusi yang Diharapkan
Para driver ojol meminta:
✔ Revisi tarif dasar yang lebih adil.
✔ Komisi lebih rendah atau sistem bonus yang jelas.
✔ Perlindungan hukum dan asuransi kerja.
✔ Dialog terbuka antara pemerintah, perusahaan, dan asosiasi driver.
Kesimpulan
Demo ojol terjadi karena akumulasi masalah tarif, kebijakan aplikasi, dan perlindungan kerja yang belum berpihak pada driver. Jika tidak ada solusi konkret, aksi protes seperti ini mungkin akan terus berulang.
Pemerintah, perusahaan, dan asosiasi driver perlu duduk bersama untuk mencari win-win solution agar layanan ojek online tetap berjalan lancar tanpa mengorbankan hak-hak para driver.
Untuk yang ingin menjadi ojol baca juga artikel ini https://www.iyapedia.space/2025/05/persyaratan-jadi-driver-ojol-terbaru.html
Komentar
Posting Komentar